TIPS BUDIDAYA PARE
(MOMORDICA
CHARANTIA L.)
Pare
merupakan tanaman setahun yang bersifat merambat. Tanaman tersebut merambat
dengan alat pemegang yang berbentuk pilin. Batangnya kecil dan panjang, tetapi
lebih kuat daripada mentimun. Daunnya bercagap menjari. Daun tanaman pare
beraroma spesifik dan tidak sedap. Buah pare setelah tua berwarna kuning dan
bijinya merah. Pare banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Akan
tetapi tidak semua orang menggemari pare karena rasanya yang pahit.
1. Jenis
Pare
Pare termasuk famili Cucurbitaceae. Jenis-jenis pare yang terkenal ialah sebagai
berikut:
a. Pare
putih
Buah pare putih bentuknya bulat panjang,
besar, dan berwarna hijau keputihan. Permukaan kulit buahnya terdapat
bintil-bintil tumpul seperti jerawat. Petani menyebutnya pare giok, jenis inilah yang paling banyak digemari karena rasanya
yang tidak begitu pahit.
b. Pare
hijau
Pare hijau buahnya lonjong, kecil sampai
bulat panjang, besar dan berwarna hijau. Permukaan kulit buahnya
berbintil-bintil runcing agak halus dan rasanya pahit.
Ada pula jenis sayuran pare lainnya yang
tidak termasuk Momordica sp., tetapi
termasuk Trichosanthus anguina L.
Sayuran tersebut dikenal dengan nama pare ular atau pare belut. Buah pare ini
berwarna hijau tua dan permukaan kulit buahnya tidak berbintil-bintil, rasanya
pun tidak begitu pahit. Bentuk buahnya bulat dan sangat panjang mencapai 60 cm.
Buah pare ini dapat melengkung sampai berbentuk pilin. Pare belut ini jarang
ditanam di Jawa Barat tetapi sering ditanam di Jawa Tengah dan Jawa Timur
terutama di depan rumah sehingga menjadikan rumah bernampak aneh.
2. Bertanam
Pare
Pare baik sekali ditanam di dataran
rendah, seperti di tegalan maupun di pekarangan. Jika tanaman pare ditanam di
dataran tinggi biasanya akan berbuah kecil dan pertumbuhan buahnya tidak
normal.
Syarat-syarat yang penting untuk tumbuhnya
pareialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus dan pH tanah antara 5-6.
Tanaman pare tidak terlalu memerlukan banyak sinar matahari, menjadikan tanaman
ini dapat tumbuh di tempat yang ternaungi/teduh.
Tanaman pare dianjurkan untuk ditanam di
depan pekarangan rumah. Adapun waktu tanam yang baik yaitu pada awal musim
hujan atau awal musim kemarau.
a. Cara
Tanam
Pare dikembangbiakan dengan biji, jika
pare ditanam dengan model para-para, lahan tidak perlu dicangkul, tetapi
langsung saja dibuat lubang asalkan gulmanya tidak banyak. Ukuran lebar
lubangnya 30 cm dan dalamnya 20 cm. Jarak antar lubang diatur 60 cm dan jarak
antar baris 200 cm.
Setiap lubang diisi pupuk kandang atau
kompos yang telah jadi sebanyak 1 kg. Akan lebih baik jika dicampur dengan abu
dapur. Selanjutnya setiap lubang ditanam 2-3 biji pare, biji dapat tumbuh
setelah 4-7 hari.
Setelah tinggi tanaman mencapai 50 cm, dibuat
para-para setinggi 1-1,5 m untuk menjalarkan tanaman tersebut. Perambatan
tanaman pare dapat juga dilakukan pada ajir atau tiang lanjaran. Untuk
penanaman dipinggir pagar tanaman pare dirambatkan pda pagar-pagar tadi.
Pemberian pupuk buatan tidak pernah dilakukan. Namun untuk hasil yang bagus
sebaiknya tanaman diberi pupuk buatan. Pupuk buatan tersebut berupa urea, TSP,
dan KCl dengan perbandingan 1:2:2 sebanyak 15 g tiap tanaman (3 g urea, 6 g
TSP, 6 g KCl). Pupuk diletakan di sekitar tanaman 10 cm dari batangnya.
Sebaiknya pupuk diberikan saat tanaman berumur satu bulan dan bersamaan dengan
penyiangan. Setelah berumur 1,5-2 bulan, tanaman mulai berbunga betina. Bunga
tersebut biasanya dapat menjadi buah.
b. Pemeliharaan
Tanaman
Tanaman pare tidak memerlukan perawatan
yang sulit, cukup dengan membuang rumput/gulma yang berada disekitar tanaman
dan mencegah buah dari serangan hama. Pencegahan hama dilakukan dengan
pembungkusan buah muda menggunakan kertas atau daun pisang kering. Hal itu
dimaksudkan untuk mencegah serangan lalat buah (Dacus cucurbetaceae sp.) buah yang terserang lalat buah menjadi
bernoda-noda kuning lalu busuk.
Pembungkusan buah tidak perlu untuk pare
belut. Akan tetapi, sebaiknya buah yang muda digantungi (dibebani) kayu kecil
atau sabut kelapa. Beban tersebut dikaitkan pada ujung-ujung buah agar buahnya
menjadi lurus.
c. Pemanenan
Setelah
pare berumur 2,5 bulan, buah pertama sudah dapat dipetik. Pe,etikan terlambat
akan menyebabkan buah pare tidak enak dimakan. Tanaman yang terawat baik dapat
menghasilkan 30 buah pare setiap pohon. Produksi buah pare umumnya hanya untuk
pasar lokal karena harganya murah.
3. Manfaat
Pare
Buah
pare dapat dijadikan obat bagi penderita penyakit demam, terutama demam karena
penyakit malaria. Adapun daunnya berguna sebagai obat untuk membersihkan darah.
Selain untuk obat buah pare dapat dibuat sambel goreng/lalap masak. Dengan
memakan buah pare masak dapat merangsang nafsu makn.
![]() |
Pare Belut |
![]() |
Pare Hijau |
![]() |
Pare Putih |
0 komentar:
Posting Komentar